Sejak transkrip rekaman pembicaraan lobi perpanjangan kontrak Freeport yang juga melibatkan Ketua DPR Setya Novanto, nama Mr R kembali mencuat. Meski tak sesanter Setya Novanto, Mr R akhirnya terkuak juga. Mr R yang dalam transkip sangat disembunyikan itu tak lain adalah seorang pengusaha minyak kelas kakap, Muhammad Riza Chalid.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin lalu juga menyebut nama Riza Chalid. Riza ditulis Sudirman sebagai salah satu pihak yang ikut dalam pertemuan lobi perpanjangan kontrak Freeport dengan Bos Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin. Lalu siapa sebenarnya Riza Chalid?
Riza selama ini dikenal sebagai seorang pengusaha besar yang sudah malang melintang dalam perdagangan bahan bakar minyak (BBM). Riza sudah terjun ke bisnis minyak sejak Presiden Soeharto.
Selain kesohor sebagai saudagar minyak, Riza Chalid juga memiliki saham di AirAsia Indonesia, salah satu pemegang saham tempat hiburan anak Kidzania, dan beberapa perusahaan lainnya.
Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon menyebut Ketua DPR Setya Novanto hanya dijadikan 'kambing hitam' dalam masalah PT Freeport. Dia menduga Setya Novanto hanya dijadikan 'bantalan' dalam pertarungan dua kelompok yang memiliki kepentingan besar di PT Freeport.
Effendi menjelaskan bahwa dalam kasus Freeport ini merupakan desain yang diukir oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Sesungguhnya, kata dia, sasarannya ialah pengusaha Minyak Riza Chalid. Menurut dia, Sudirman mulai mengincar Riza dengan membentuk tim reformasi tata kelola migas dengan menunjuk Faisal Basri sebagai ketuanya.
"Ujug-ujug tunjuk Faisal Basri, hanya gunakan figur baik dan polos untuk mengeluarkan audit forensik, dan makanya dia sekarang bingung. Itulah digunakan Pertamina untuk meminta auditor audit forensik, ini sudah dengan batasan dan tembakannya Riza, rudalnya langsung menghancurkan, destroy kekuatan Riza, dan berlanjut ke proses Freeport," kata Effendi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/11) lalu.
Dalam masalah Freeport dia menyebut ada kepentingan mantan petinggi Petral, Ari Soemarno yang merupakan kakak Menteri BUMN Rini Soemarno. Dia mengatakan, bahwa Ari dan Riza yang bersahabat sejak berkarier di Petral pada 2004, kini pecah kongsi sehingga muncullah dua kelompok yang dia maksud itu.
"Ari Soemarno dan Riza pecah kongsi pada 2004. Karena ini yang bermasalah bukan Sudirman tapi Ari Soemarno tetapi dilakoni Sudirman dan ada lagi godfathernya, yang level lebih tinggi, yang nanti Anda tahu, ini perang frontal, nah ketika ini misi mereka memuluskan proses perpanjangan kontrak karya dan lainnya terganjal karena tidak ada negoisasi sebelum 2019," ujarnya.
Menurutnya, kasus ini tidak akan muncul jika dalam pertemuan Setya Novanto dan Presiden Direktur Freeport Maroef Sjamsoeddin tidak dilakukan bersama Riza. Sebab, berulang kali Effendi menuturkan bahwa yang menjadi sasaran ialah Riza. Karena mengetahui dalam pertemuan itu dihadiri Riza, dia lalu menuding Maroef yang berada di kubu Sudirman merekam pembicaraan tersebut dan dibeberkan ke publik.
"Itulah yang terjadi, andaikan tak ada Riza di pertemuan, itu tak akan terblow up, ini ibarat pesawat Malaysia tidak tahu ke mana dan disinyalir ada orang dihilangkan maka dijatuhkan, maka ada Novanto, momentum blow up, sasarannya tapi bukan Novanto," tandasnya.
Lalu benarkah apa yang disampaikan Effendi Simbolon? Setelah kasus ini mencuat, muncul akun twitter @Riza_Chalid yang mengaku sebagai Riza Chalid. Dalam akun tersebut, seseorang mengaku sebagai Riza dan menulis bahwa Mr R dalam transkip tersebut adalah benar dirinya. Dia juga mengakui kehadirannya dalam pertemuan antara Maroef Sjafroeddin dan Setya Novanto.
"Saya membenarkan bahwa saya ada di dalam percakapan tersebut," tulis Riza Chalid.
"Tetapi kehadiran saya, bukan sepenuhnya karena keputusan saya. Ada orang yg mendorong saya untuk hadir," tulisnya lagi.
Menurut Riza, orang yang mendorongnya agar dirinya hadir dalam pertemuan itu berinisial Yo. Sayang Riza tidak mau menyebut secara gamblang.
"Inisial orang yang memaksa saya hadir adalah Yo," tulisnya.
"Yo ini sangat baik, orangnya humoris kalau tidak sedang tampil di depan umum."
sumber :merdeka.com